PENDAHULUAN
PTT Kacang
Tanah adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan
produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara
partisipatif bersama petani.
KOMPONEN
TEKNOLOGI DASAR
1. Varietas
unggul baru
Ketepatan
memilih varietas, menentukan tingkat hasil. Beberapa varietas yang dianjurkan
seperti Gajah, Tapir, Macan, Banteng, Kelinci dan Mahesa. Tapi varietas lainnya
yang digemari oleh petani di Poto Tano adalah varietas lokal.
2. Benih bermutu dan berlabel
- Benih berasal dari polong yang cukup tua dan berisi penuh. Polong cukup kering dengan kadar air biji sekitar 12%.
- Pilih biji bernas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak keriput.
- Tanam benih dengan daya tumbuh minimal 95%. Kebutuhan benih sekitar 70 - 90 kg biji/ha.
3. Pengolahan Tanah
Lahan
dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman kemudian diolah sampai gembur.
4.
Pembuatan Saluran Drainase
Buatlah
saluran drainase berjarak 3-4 meter membujur searah dengan barisan tanaman.
Lebar saluran 35 cm dan dalam 25 cm.
5. Pengaturan Populasi Tanaman
- Populasi tanaman 160.000-250.000/ha.
- Tanam menggunakan tugal atau mengikuti alur bajak. Jarak antar baris 40 cm dan dalam baris 10-15 cm, 1 biji per lubang. Setelah benih ditanam harus segera ditutup dengan tanah.
- Insektisida Carbofuran diberikan di lubang.
6.
Pengendalian OPT dan gulma secara
terpadu
Tahapan pengendalian hama : Identifikasi
jenis hama, Hitung tingkat populasi hama, Tentukan tingkat kerusakan tanaman
akibat hama. Taktik dan teknik
pengendalian: Usahakan tanaman sehat, Pengendalian hayati, Gunakan varietas
tahan, Pengendalian Mekanik, Fisik, Senyawa semikimia (hormon), Gunakan
Pestisida Lannate untuk hama Bemisia, Decis untuk hama ulat daun. Penyemprotan
dilakukan secara berkala dengan selang waktu penyemprotan satu minggu.
Tahapan pengendalian penyakit : Identifikasi
jenis penyakit, Tentukan tingkat kerusakan tanaman akibat penyakit. Taktik dan teknik pengendalian: Usahakan
tanaman sehat, Pengendalian hayati, Penggunaan varietas tahan, Pengendalian
Mekanik dan Fisik, dan Gunakan Pestisida Dithane untuk penyakit layu bakteri,
bercak daun, dan karat.
Tahapan pengendalian gulma : Identifikasi
jenis gulma, Tentukan tingkat populasi gulma. Taktik dan teknik pengendalian : Cara mekanis, Kultur teknis,
Pengendalian biologi, Kimiawi (Herbisida), Terpadu kombinasi komponen pengendalian
gulma.
Prinsip Pengendalian gulma: Pengendalian
gulma setidaknya dilakukan dua kali pada umur 15-20 hari dan umur 40-45 hari,
Periode kritis terhadap gulma adalah umur 5-45 hari. Pengendalian gulma ke-1 diselesaikan
sebelum tanaman berbunga. Hindari melakukan pengendalian gulma pada periode
masuknya ginofor ke dalam tanah (umur 30-35 hari).
KOMPONEN
TEKNOLOGI PILIHAN
1. Pemupukan sesuai
kebutuhan tanaman
- Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman.
- Pupuk SP-36 100 kg/ha dan KCl 50 kg/ha diberikan saat tanam. Pupuk Urea 50 kg/ha pada umur 15 hari.
- Pupuk diberikan secara ditugal 5 cm dari lubang tanam, atau dilarik di sebelah barisan tanaman, atau disebar merata sesudah tanam.
- Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan.
2.
Pemberian pupuk organik
Bahan
organik bermanfaat untuk memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah.
Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos.
Pemberian pupuk organik dalam bentuk dan jumlah yang tepat berperan penting
untuk keberlanjutan sistem produksi.
3. Periode
Kritis terhadap air
Periode
kritis tanaman kacang tanah terhadap air adalah: Fase perkecambahan, Fase
berbunga (25-30 hari), Periode masuknya ginofor ke dalam tanah (35-40 hari),
Periode pengisian polong (50-65 hari), dan Menjelang panen.
Kekurangan
air yang terjadi mulai fase berbunga hingga pembentukan polong dapat menurunkan
hasil kacang tanah hingga 40%.
4. Panen
dan Pasca Panen
Panen
dilakukan bila 75% polong telah masak dengan ciri: kulit polong keras dan
berserat, bagian dalam kulit polong berwarna coklat kehitaman, dan bila ditekan
mudah pecah. Daun yang telah mengering dan rontok bukan penanda tanaman siap
dipanen.
Penanganan pasca panen yang
baik akan menjamin kualitas hasil :
-
Perontokan polong dapat
dilakukan secara manual atau dengan threser
-
Setelah dirontok, biji
segera dijemur. Perontokan jangan ditunda hingga lebih dari 24 jam, karena
polong dan biji bisa terinfeksi jamur.
-
Jika cuaca tidak
memungkinkan lebih baik dijemur dalam kondisi polong belum dirontok.
-
Bersihkan polong dari
kotoran.
-
Kadar air polong sebelum
simpan maksimaI 10%.
-
Untuk keperluan konsumsi,
pengeringan dapat dilakukan terus-menerus hingga polong sangat ringan dan
berbunyi bila digoyang-goyangkan.
-
Untuk keperluan benih,
penurunan kadar air benih jangan dilakukan secara cepat dan hindari penjemuran
pada suhu tinggi.
-
Simpan benih pada tempat
yang sejuk, tidak lembab, dan bersih serta di atas alas kayu.