Jumat, 14 Oktober 2011

PAKET PTT KACANG TANAH


PENDAHULUAN
PTT Kacang Tanah adalah suatu pendekatan inovatif dan dinamis dalam upaya meningkatkan produksi dan pendapatan petani melalui perakitan komponen teknologi secara partisipatif bersama petani.
KOMPONEN TEKNOLOGI
KOMPONEN TEKNOLOGI DASAR
1.      Varietas unggul baru
Ketepatan memilih varietas, menentukan tingkat hasil. Beberapa varietas yang dianjurkan seperti Gajah, Tapir, Macan, Banteng, Kelinci dan Mahesa. Tapi varietas lainnya yang digemari oleh petani di Poto Tano adalah varietas lokal.
2.      Benih bermutu dan berlabel
  • Benih berasal dari polong yang cukup tua dan berisi penuh. Polong cukup kering dengan kadar air biji sekitar 12%.
  • Pilih biji bernas, berwarna cerah, tidak cacat dan tidak keriput.
  •    Tanam benih dengan daya tumbuh minimal 95%. Kebutuhan benih sekitar 70 - 90 kg biji/ha.

3.   Pengolahan Tanah
Lahan dibersihkan dari gulma dan sisa-sisa tanaman kemudian diolah sampai gembur.
4.      Pembuatan Saluran Drainase
Buatlah saluran drainase berjarak 3-4 meter membujur searah dengan barisan tanaman. Lebar saluran 35 cm dan dalam 25 cm.
5.      Pengaturan Populasi Tanaman
  • Populasi tanaman 160.000-250.000/ha.
  • Tanam menggunakan tugal atau mengikuti alur bajak. Jarak antar baris 40 cm dan dalam baris 10-15 cm, 1 biji per lubang. Setelah benih ditanam harus segera ditutup dengan tanah.
  • Insektisida Carbofuran diberikan di lubang.

6.      Pengendalian OPT dan gulma secara terpadu
Tahapan pengendalian hama : Identifikasi jenis hama, Hitung tingkat populasi hama, Tentukan tingkat kerusakan tanaman akibat hama. Taktik dan teknik pengendalian: Usahakan tanaman sehat, Pengendalian hayati, Gunakan varietas tahan, Pengendalian Mekanik, Fisik, Senyawa semikimia (hormon), Gunakan Pestisida Lannate untuk hama Bemisia, Decis untuk hama ulat daun. Penyemprotan dilakukan secara berkala dengan selang waktu penyemprotan satu minggu.
Tahapan pengendalian penyakit : Identifikasi jenis penyakit, Tentukan tingkat kerusakan tanaman akibat penyakit. Taktik dan teknik pengendalian: Usahakan tanaman sehat, Pengendalian hayati, Penggunaan varietas tahan, Pengendalian Mekanik dan Fisik, dan Gunakan Pestisida Dithane untuk penyakit layu bakteri, bercak daun, dan karat.
Tahapan pengendalian gulma : Identifikasi jenis gulma, Tentukan tingkat populasi gulma. Taktik dan teknik pengendalian : Cara mekanis, Kultur teknis, Pengendalian biologi, Kimiawi (Herbisida), Terpadu kombinasi komponen pengendalian gulma.
Prinsip Pengendalian gulma: Pengendalian gulma setidaknya dilakukan dua kali pada umur 15-20 hari dan umur 40-45 hari, Periode kritis terhadap gulma adalah umur 5-45 hari. Pengendalian gulma ke-1 diselesaikan sebelum tanaman berbunga. Hindari melakukan pengendalian gulma pada periode masuknya ginofor ke dalam tanah (umur 30-35 hari).
KOMPONEN TEKNOLOGI PILIHAN
1.   Pemupukan sesuai kebutuhan tanaman
  • Takaran pupuk berbeda untuk setiap jenis tanah, pemupukan berdasarkan hasil analisis tanah dan sesuai kebutuhan tanaman.
  • Pupuk SP-36 100 kg/ha dan KCl 50 kg/ha diberikan saat tanam. Pupuk Urea 50 kg/ha pada umur 15 hari.
  • Pupuk diberikan secara ditugal 5 cm dari lubang tanam, atau dilarik di sebelah barisan tanaman, atau disebar merata sesudah tanam.
  • Penggunaan pupuk hayati seperti bakteri penambat N (Rhizobium) disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Pemberian pupuk organik
Bahan organik bermanfaat untuk memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah. Bahan organik berupa sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau dan kompos. Pemberian pupuk organik dalam bentuk dan jumlah yang tepat berperan penting untuk keberlanjutan sistem produksi.
3.      Periode Kritis terhadap air
Periode kritis tanaman kacang tanah terhadap air adalah: Fase perkecambahan, Fase berbunga (25-30 hari), Periode masuknya ginofor ke dalam tanah (35-40 hari), Periode pengisian polong (50-65 hari), dan Menjelang panen.
Kekurangan air yang terjadi mulai fase berbunga hingga pembentukan polong dapat menurunkan hasil kacang tanah hingga 40%.
4.      Panen dan Pasca Panen
Panen dilakukan bila 75% polong telah masak dengan ciri: kulit polong keras dan berserat, bagian dalam kulit polong berwarna coklat kehitaman, dan bila ditekan mudah pecah. Daun yang telah mengering dan rontok bukan penanda tanaman siap dipanen.
Penanganan pasca panen yang baik akan menjamin kualitas hasil :
-        Perontokan polong dapat dilakukan secara manual atau dengan threser
-        Setelah dirontok, biji segera dijemur. Perontokan jangan ditunda hingga lebih dari 24 jam, karena polong dan biji bisa terinfeksi jamur.
-        Jika cuaca tidak memungkinkan lebih baik dijemur dalam kondisi polong belum dirontok.
-        Bersihkan polong dari kotoran.
-        Kadar air polong sebelum simpan maksimaI 10%.
-        Untuk keperluan konsumsi, pengeringan dapat dilakukan terus-menerus hingga polong sangat ringan dan berbunyi bila digoyang-goyangkan.
-        Untuk keperluan benih, penurunan kadar air benih jangan dilakukan secara cepat dan hindari penjemuran pada suhu tinggi.
-        Simpan benih pada tempat yang sejuk, tidak lembab, dan bersih serta di atas alas kayu.

PENGOLAHAN TANAH UNTUK BUDIDAYA JAGUNG


Salah satu masalah yang dihadapi dalam upaya peningkatan produktivitas jagung adalah penanaman yang sering tertunda. Pada lahan kering beriklim kering seperti di Kecamatan Poto Tano dengan curah hujan terbatas dan eratik, penanaman jagung harus tepat waktu agar tanaman tidak mengalami kekeringan.
Di daerah dengan curah hujan terbatas, penanaman jagung tidak dapat ditunda. Penundaan waktu tanam menyebabkan tanaman mengalami kekeringan atau bahkan gagal panen. Masalah yang dihadapi dalam penyiapan lahan adalah tanah yang keras pada saat kering, atau lengket pada saat basah. Dalam kondisi demikian, teknik tanpa olah tanah (TOT) dapat diterapkan.
Beberapa cara penyiapan lahan yang kini banyak diperkenalkan adalah :
1.      Tanpa Olah Tanah (zero tillage)
Merupakan cara penanaman yang tidak memerlukan penyiapan lahan, kecuali membuka lubang kecil tempat meletakkan benih. Di negara-negara maju peletakan benih menggunakan alat berat planter yang dilengkapi disk opener, sedangkan di negara-negara berkembang, seperti Indonesia umumnya masih menggunakan tongkat kayu yang diruncingkan di bagian ujungnya (tugal).
2.      Olah Tanah Seperlunya (reduced tillage)
Merupakan cara pengolahan tanah dengan mengurangi frekuensi pengolahan. Pada tanah yang bertekstur berat, pengolahan dilakukan sekali dalam setahun, sedangkan untuk tanah yang bertekstur lebih ringan, pengolahan tanah dapat dilakukan pengolahan sekali dalam dua tahun.
3.      Olah Tanah Strip (strip tillage)
Merupakan cara pengolahan tanah yang dilakukan hanya pada strip-strip atau alur-alur yang akan ditanami. Pada lahan yang rata, pembuatan strip biasanya mengikuti Timur-Barat atau disesuaikan dengan bentuk kebun. Tetapi pada tanah berlereng, pembuatan strip dilakukan mengikuti kontur. Bagian lahan di antara dua strip dibiarkan tidak terganggu atau diolah. Sisa-sisa tanaman disebarkan sebagai mulsa di antara dua strip, dan menyisakan zona sekitar strip tanpa adanya mulsa.
Cara penyiapan lahan sangat bergantung pada fisik tanah seperti tekstur tanah. Tanah bertekstur berat perlu pengolahan yang intensif. Sebaliknya, tanah bertekstur ringan sampai sedang dapat disiapkan dengan teknik olah tanah konservasi seperti olah tanah minimum (OTM) atau TOT. Pada tanah bertekstur ringan, sedang, dan berat, penyiapan lahan dengan sistem TOT dan gulma disemprot dengan herbisida berbahan aktif glifosat sebanyak 3 l/ha, hasil jagung tidak berbeda antartekstur tanah.
Di beberapa tempat, hasil jagung dengan teknologi TOT lebih baik dibanding teknik olah tanah sempurna (OTS) maupun OTM. Dalam budi daya jagung pada lahan kering di Kecamatan Poto Tano diketahui bahwa, teknik TOT memberikan keuntungan yang tidak terlalu berbeda dibanding teknik OTS. Keunggulan teknik TOT di sini adalah mengurangi biaya untuk pengolahan tanah. Hasil yang lebih tinggi dari teknik TOT diperoleh pada kondisi lingkungan tumbuh tanaman yang lebih baik, terutama dari aspek kecukupan lengas tanah. 
  •    Penanaman jagung di wilayah kering harus tepat waktu agar tanaman tidak mengalami cekaman kekeringan.
  •  Penyiapan lahan yang dipraktekkan petani, gulma terlebih dahulu disemprot herbisida, kemudian langsung dibuat alur untuk penanaman jagung menggunakan hand tractor (strip tillage).